PEMIMPIN DAN NAFSU : Ujian Amanah di Zaman Fitnah
"Pemimpin dan Nafsu: Ujian Amanah di Zaman Fitnah"
"Yang Tahu... Akan Tahu"
Sebagai orang biasa yang hidup di lapangan, bukan duduk dalam menara gading atau pejabat berhawa dingin—kita tahu. Kita nampak. Kita dengar. Kita lalu kawasan-kawasan yang jadi tempat 'berhibur' segelintir ahli politik dan golongan yang berpengaruh.
Kita tahu geng mana suka check-in mana. Kita tahu siapa yang cenderung ke arah kecelaruan selera. Lelaki ke, perempuan ke, yang separuh-separuh pun kita tahu. Kalau sekali ‘kena’, mungkin kita boleh kata itu fitnah. Tapi kalau berkali-kali kena perkara yang sama? Itu bukan fitnah, itu kelakuan. Tabiee.
Dan kita tak benci orang. Tapi kita benci maksiat. Kita tak hukum siapa-siapa, tapi kita ingatkan. Kita sayang bangsa dan agama kita. Sebab itu kita kena bersuara.
Kepada yang terlibat, sedarlah. Allah bukan sahaja beri kuasa dan jawatan, tapi juga beri amanah. Amanah itu datang bersama cabaran dan satu musuh paling halus—nafsu. Nafsu ni tak kira siapa. Tapi bila dah jadi pemimpin, wajiblah jinakkan nafsu itu, bukan ditunggang oleh nafsu.
Allah Taala sudah beri amaran. Kisah Kaum Nabi Luth bukan cerita dongeng. Bukan cerita dalam buku sejarah untuk dilupakan. Itu realiti yang pernah berlaku, dan akan berlaku lagi bila manusia ulang kesilapan yang sama.
"Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kamu?'"
(Surah Al-A'raf, ayat 80)
Dan kerana itu...
"Lalu Kami jadikan bahagian atas (negeri mereka) terbalik ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras."
(Surah Al-Hijr, ayat 74)
Kita pelik—negara-negara kafir pun, ada yang tolak LGBT secara tegas. Tapi di sini, di negara yang mengaku Islam, kenapa pemimpin kita pula yang mula berlembut atas nama ‘liberalisme’? Atas nama hak asasi?
SETELAH PERINGATAN DEMI PERINGATAN ALLAH BERIKAN (kesulitan, penyakit dan musibah lainnya) TIDAK MEMBUAT MANUSIA MENJADI TUNDUK. MAKA ALLAH BUKAKAN PINTU NIKMAT YANG LUAS.(Seolah-olah ini pertolongan, padahal jebakan Allah padanya) SEHINGGA MANUSIA TERSEBUT MENIKMATINYA DENGAN ARAHAN SETAN DALAM KEMAKSIATAN. INILAH YANG DISEBUT ISTIDRAJ.
DIA MERASA ALLAH SAYANG KEPADANYA, PADAHAL NIKMAT TERSEBUT GUNA MEMBERATKAN HUKUMAN BAGINYA.
1 ) Rasulullah bersabda :
"Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba berupa nikmat dunia yang disukainya padahal dia suka bermaksiat, maka itu hanyalah istidraj belaka, lalu Rasulullah membaca: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa , Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".
Abu Qathadah berkata : "Mereka telah melampaui batas-batas yang telah Allah tetapkan, dan Allah tidaklah Ia membinasakan suatu kaum kecuali dikarenakan kezhaliman, kemaksiatan, dan kekufuran mereka atas nikmat Allah"
2 ). Jika engkau melihat kenikmatan terus datang sedangkan kamu tetap dalam kemaksiatan, maka ketahuilah sesungguhnya itu adalah istidraj maka hendaklah kalian berhati-hati, Allah berfirman :
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui" [ Al-A'raf : 182 ]
Dan Allah juga berfirman :
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa"
(-al-anam-ayat-44-45)
JANGANLAH IRI DENGAN ORANG-ORANG YANG KELIHATAN SENANG TAPI LALAI,
IRILAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TAAT BERIBADAH, WALAUPUN KELIHATAN BANYAK KEKURANGAN, BAHKAN YANG MEMILIKI FISIK LEMAH DENGAN MERANGKAK MEMENUHI PANGGILAN ALLAH (solat Jamaah dimesjid)
KARENA, LINTASAN BALAP (Fastabiqul Khairat) SEORANG MUKMIN BUKANLAH PADA HARTA DUNIA, TAPI SEBERAPA TA'AT (Seberapa dekat kemiripan dalam ibadah kepada Allah, meniru Nabi saw.)
Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah di berikan kepada kereka ‘ kami pun
Membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka ‘’berupa Dunia dengan kesenangan dan kelalaian nya .
‘’ sehingga apabila mereka begembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa .’’ Maksudnya, mereka berputus asa dari kebaikan, dan ini adalah azab yang paling berat; Diazab dalam keadaan senang , lalai dan tidak terduga; Hal itu adalah hukum paling keras dan musibah paling besar bagi mereka.
(Tafsir as-Sa'di)
Nak jadi pemimpin negara Islam bukan mudah. Kalau tak mampu lawan nafsu sendiri, bagaimana nak jaga satu negara?
Yang tahu... akan tahu. Tapi yang sedar, itu yang lebih penting.
Comments